Monday, November 21, 2016

Alhamdulillah....Lulus TELC B2 juga ^^

Rabu, 20 April 2016

Alhamdulillah keluar juga akhirnya hasil tes TELC B2+ Deutsch nya. Meskipun nilainya pas-pas-an, tak apalah yang penting lulus.^^

Sebelumnya saya tidak pernah ujian A1 di Indonesia ataupun ujian B1 (karena tidak diwajibkan), sehingga bagi saya ujian TELC B2+ Deutsch ini menjadi yang pertama sekaligus menegangkan. Menegangkan karena saya hanya kursus dari A1.1sampai B1.1 separuh dan langsung lompat B2 (karena keterbatasan biaya dan saya pikir Grammarnya pasti diulang, jadi buat apa B1 sampai selesai). Ditambah lagi kursus B2nya tidak Istiqomah, pindah-pindah kelas dengan buku berbeda dan akhirnya nyangkut di B2 Mutterkurs yang materinya tidak runtut, tidak memakai buku tetapi ternyata berperan besar juga dalam ujian. Alhasil, saya merasa dasar bahasa Jerman saya tidak kuat, terbukti hasil ujian pas-pasan.

Menurut saya, memiliki sertifikat TELC B2+ ini tidak ada ruginya. Selain ada harapan mendapatkan kerja yang lebih baik, kita pun bisa ikut Ausbildung, ataupun ambil program Master online. Tapi yang paling penting bagi saya, sertifikat TELC B2+ (Selain Goethe B2) ini adalah salah satu syarat dasar pengajuan Berufserlaubnis (Izin kerja) atau Approbation (surat kompetensi profesi sehingga bisa kerja di manapun di Jerman)

Berbekal tidak ada pengalaman sama sekali, saya coba-coba browsing "bagaimana sih jalannya ujian",minimal bisa mengurangi kesalahan non teknis saat hari H-nya. Ternyata tidak menemukan. huhu. Makanya saya coba cerita pengalaman ujian TELC B2+ Deutsch melalui pendaftaran di VHS Berlin.

Saya belajar dari materi Grammarnya dan wortschatz selama kursus B2 (sedikit mengulang B1 yang
saya skip), ditambah kursus tambahan persiapan ujian B2 dari VHS (4x dalam 2 minggu seharga 26 euro. Di kursus ini, kita mendapat tips pengalokasian waktu dan trik kecil saat ujian serta simulasi ujian) plus latihan soal dari buku TELC dan yang disediakan gratis di website ini:


http://www.klett-sprachen.de/download/3244/Modelltest-TELC-Deutsch-B2.pdf
https://www.telc.net/fileadmin/user_upload/telc_deutsch_b2_uebungstest_1.pdf


Selanjutnya cerita tentang ujiannya dan pengalaman yang saya lakukan....

1. Mencari tahu lokasi ujian
Sehari sebelum ujian saya coba mencari tempat ujian untuk menghindari "tersesat" di hari ujian yang bisa menyita energi dan mempengaruhi emosi nantinya. Apalagi pagi saat hari H-nya adalah hari hektik karena saya harus menitipkan anak dulu di rumah teman yang arah rumahnya berkebalikan, sehingga minimal menghemat waktu dan tenaga sebelum waktu ujian jika sudah tahu tempatnya terlebih dahulu.

Ruangan ujian baru bisa diketahui pagi hari sebelum ujian. Ditempel di dekat pintu masuk dan di depan ruangan ujian. Jadi, tidak mungkin lagi salah masuk

2. Datang 1 jam lebih awal dari pelaksanaan ujian
Ujian dimulai jam 09.00 waktu Jerman. Maka usahakan datang jam 08.00 untuk lapor dan melihat ruangan. Saat datang sudah ada petugas yang membawa daftar nama dan ruangan. Begitu kita lapor, maka nama akan ditandai dan diberi catatan No. ruangan di kertas bukti pendaftaran. (Bagi saya tidak begitu penting sih untuk lapor).
1/2 jam sebelum ujian dimulai, semua peserta sudah harus ada di dalam ruangan dan dibagikan lembar jawaban untuk mulai mengisi identitas (sayangnya pengawas di ruangan saya datang tepat jam 09.00, sehingga kami kehilangan beberapa menit). Soal pun dibagikan, tapi belum boleh dibuka.  Pengawas setiap ruangan hanya satu. Hanya boleh ada alat tulis dan bukti identitas diri (paspor) di atas meja ujian. Tas peserta dan alat komunikasi (dalam keadaan mati atau silent) dikumpulkan di depan.
Tepat jam 09.00, ujian dimulai

3. Kenali ujiannya

TELC B2+ ini terdiri dari schriftlich (ujian tulis) dan mündlich (ujian berbicara). Bila sebelumnya sudah pernah tes dan ada satu bagian yang nilainya tidak mencapai batas minimum (schriftlich <135 dari 225 poin dan mundlich < 45 dari 75 poin yang ada), maka peserta bisa mengulang dibagian yang kurang tersebut pada ujian TELC berikutnya. Menurut guru saya di kursus persiapan, kebanyakan kasus yang mengulang di schriftlich bukan mündlich.

oiy, ujian TELC ini diselenggarakan oleh TELC Zentrum dengan mendaftar di tempat yang berbeda-beda (semacam event organizernya), misalnya VHS (staatlich) dan privat Schüle. Bila yang menyelenggarakan VHS seingat saya hanya ada 3x dalam setahun (bulan Maret, Juni, dan November) dengan keuntungan lebih murah (sampai tahun 2016 ini 100 euro untuk B2+). Bila melalui privat Schüle bisa setiap bulan dengan harga yang lebih mahal 10-20 euro dari VHS.

Schriftlich sendiri terbagi menjadi 3 bagian Leseverstehen, 2 bagian Sprachbaustein, 3 bagian Hörverstehen, 1 schriftlicher Ausdruck (menulis surat). Untuk menulis surat biasanya kita memilih 1 dari 2 jenis surat yang ada,  tapi secara garis besar hanya ada 3 jenis surat (Beschwerdebrief, Bitte um die weitere Information, dan Bewerbungsbrief) Dan yang ada diujian pilihan kombinasi dari 3 jenis tersebut. Untuk tips (dari guru saya), biasanya yang paling mudah Beschwerdebrief.
Tes berbicara sendiri dibagi menjadi Präsentation, Problem Lösung, dan Diskussion.

4. Perhatikan alokasi waktu masing-masing-masing bagian
Kita diberi waktu 90 menit Leseverstehen dan Sprachbaustein, istirahat 2 menit. Dilanjutkan 20 menit
Hörverstehen. Istirahat lagi 2 menit. Dilanjutkan 30 menit schriftlicher Ausdruck. Akhirnya ada istirahat kurang lebih 5-10 menit sebelum mündliche Prüfung.

Untuk mündliche Prüfung sendiri, peserta diberi 15 menit persiapan di ruangan terpisah(Vorbereitung Raum) sebelum dipanggil ke ruang ujian. Bila di ujian tulis hanya ada 1 pengawas, di ujian berbicara ini ada 2 pengawas sekaligus penilai. Tes ini dibagi menjadi 3 bagian, 5 menit untuk soal 1 (menceritakan buku, perjalanan, dll), 5-10 menit untuk Problem Lösung, dan 5-10 menit untuk Diskussion total waktu 15-25 menit.

Pengalaman fatal saat ujian yang dialami teman seruangan saya adalah saat 90 menit pertama, dia hanya mengerjakan Leseverstehen dan mengira Sprachbaustein diberi waktu sendiri dan akhirnya dia kehilangan kesempatan 30 poin dari Sprachbaustein. Pengalaman saya yang lain pada saat mündlich, si penguji ternyata tidak memperhatikan waktu, alhasil saya sempat kehabisan ide mau ngomong apa lagi karena lebih dari waktu yang ada.  Kasus saya ini banyak terjadi kalau dalam 1 sesi yang diuji jumlahnya 3 orang (normalnya cuma 2 orang alias tandem).

Tipsnya di ujian mündlich ini kalau kalian bisa kenalan sama rekan tandem, coba ajak bicara agar tidak saling "mematikan" (menjadi dominan.red). Saling menimpali dan masing-masing punya kesempatan yang sama berbicara akan lebih baik dinilai. Toh yang dinilai adalah kelancaran dan spontanitas berbicara.

Akhirnya selesai sudah ujian dan kita disarankan menunggu hasilnya lewat pos sekitar 4-6 minggu. Dan di hari ini saya terima hasilnya. Belum memuaskan tapi setidaknya  selangkah lebih maju untuk bisa bertahan di Jerman. Perjuangan pun masih berlanjut...... Inginnya sih nanti ujian C1 lagi agar kesempatan kerja lebih besar ataupun tes DAF agar bisa ambil master. Tapi saat ini, masih disibukkan persiapan ujian C1 Fachsprachprüfung.

Sunday, November 20, 2016

Semoga Turki menjadi Lebih Baik

Lama tidak nulis sebenarnya bukan karena tidak ada waktu, bukan pula tidak ada ide, tapi me"nazar"kan sesuatu. Baru nulis lagi bila berhasil hehe.

Tetapi hasrat ingin mengeluarkan pendapat ini sudah tidak terbendung lagi dan rasanya tidak rela kalau sesuatu yang dilihat mata tidak disampaikan, dimana berita yang tidak 100% benar keluar saja terus. Mau nulis di FB, jadi ingat pernah komen tentang keadaan Turki dari sisi lain di status salah satu teman sejawat (yang terkenal se-fb-an) eh ternyata di hapus. Entah apa alasannya, mungkin waktu itu dianggap provokator kali karena statusnya dia "Save and Pray for Turkey". Lagipula lewat FB juga tidak bisa leluasa menulis sesuatu di kolom postingannya.

Sebenarnya ngapain juga saya peduli dengan negara lain, toh negara sendiri juga banyak permasalahan. Ah sudahlah, curhat saja.

Masih teringat jelas, saat itu dipanggil suami karena peristiwa Coup di Turki. Suasana genting, tampak Presiden Erdogan memberitakan lewat handphone kalau terjadi kudeta di Turki, dimana saat itu posisinya sendiri tidak tahu dimana (di tempat tersembunyi). Dst...dst sampailah peristiwa di akhir  kudeta dengan keberhasilan rakyat Turki mengatasinya (katanya). Dan entah kenapa saat itu skenario lanjutannya sudah bisa kami tebak....yaitu dengan di salahkannya Ulama Turki, Fethullah Gülen yang saat ini mendapatkan suaka di Pennsylvania akibat melarikan diri dari kaum sekuler saat itu.

Banyak keanehan yang kami rasakan dari peristiwa kudeta Turki terakhir ini. Tapi sudahlah, mau bicara apapun media Turki sudah menutupinya semua. Yang ingin saya luapkan adalah dampak setelah itu. Sudah banyak berita yang menceritakan tentang penutupan besar-besaran beberapa media yang dianggap membahayakan (baca mengkritik dan kritis.red) ditutup, banyak guru;dosen;wartawan;tenaga medis;dll yang dicabut lisensi kerjanya dan bahkan lebih kejamnya dipenjara dengan tuduhan tidak beralasan dan tidak terbukti (hanya karena pernah terlibat dalam acara atau simpatisan atau anggota dari organisasi yang diilhami ajaran Gülen), pengambilalihan Managemen Media;bisnis; RS yang dibangun oleh orang-orang yang Organisasi tersebut. Awalnya Saya berpikir tidak seburuk itu, tapi begitu bertemu dengan orang-orang yang menjadi refugee karena hidupnya terancam (dipenjara.red) dan mendengar berita barat, kok jadi miris.

Saya bukanlah orang organisasi ini (ah saya tidak suka menyebut organisasi, terkesan negatif. Saya lebih suka menyebutnya Pergerakan Pelayanan=Hizmet), saya hanyalah orang yang simpati dengan mereka karena sikap orang-orang yang saya kenal di Hizmet ini. Saya tidak kenal banyak orang dalam pergerakan ini tapi orang yang saya kenal dan baru diperkenalkan rata-rata baik dan tulus. Kenapa saya bilang begini?

Di perantauan sini saya mempunyai teman sepengajian, sebut saja Dian. Kita sering membahas tentang sikap dan perilaku teman atau orang-orang di Jerman ini dari negara dia berasal. Suaminya juga punya kenalan beberapa Orang Turki dan setiap bercerita, pasti berbeda dengan kesan yang aku tangkap dari teman Turkiku yang rata-rata tulus membantu, sholeh-shalihah (sehingga kesan kalau semua orang Turki baik yang sudah ada di mataku dan terpatri di otak ternyata salah). Berarti temanku adalah orang-orang yang terpilih menjadi orang baik. Gimana tidak baik coba, beberapa barang rumah tangga, baju, mainan si kecil adalah sumbangan mereka. Dan bahkan bilang, kalau butuh apa-apa bilang, biar dicarikan. Meski bekas, bersyukur sih karena kondisi masih bagus (orang Turki amat menjaga barang).  Awalnya sempat terpikir, nih orang-orang kenapa baik banget, jangan-jangan punya maksud tertentu (efek curigaan dari tanah air nih). Tapi, cari alasannya pun susah. Keluarga kecil kami tidak punya nilai tawar bila mereka mengharapkan sesuatu. Yang berarti kesimpulan kami, MEREKA BAIK DAN TULUS. Btw , menurutku menjadi orang baik dan tulus itu susah lho.

Seiring waktu, mendengar berita dari barat dan melihat ada refugee dari Turki yang ternyata orang pergerakan ini membuatku miris. Kebanyakan mereka adalah orang-orang akademisi (dokter yang jadi dosen dan profesor, hakim dll) yang dipecat dari pekerjaannya karena RS atau Universitasnya ditutup dan terancam dipenjara. Btw, kalau sudah dipenjara itu berarti "mati" karena keluarganya tidak akan pernah tahu lagi kabarnya bagaimana, berapa lama bakal ditahan. (Pernah lihat berita di Youtube, kalau ada guru yang meninggal dipenjara karena penyiksaan disuruh mengaku terlibat hal yang berbau teroris. Orangtuanya yang di Desa menangis tersedu-sedu karena hanya dikirim jenazahnya dan dikatakan bahwa penyakit. Diabetesnya yang membuat meninggal). Balik ke refugee tadi. Mereka cerita kalau tidak ada masa depan lagi di Turki, bahkan nama mereka sudah ada dalam daftar orang yang akan ditangkap. Menurut cerita juga, tiap harinya ada 100an orang yang ditangkap hanya karena "pernah" terlibat kegiatan kemanusiaan yang diselenggarakan pergerakan ini meski tidak pernah terlibat dalam acara yang bersifat organisasinya (rapat ataupun pengajian). Membabi buta sekali hukumnya. Dan cerita refugee pun terus berdatangan di samping berita guru-guru sekolah pergerakan ini yang dipulangkan kembali ke Turki  karena visa sengaja tidak diperpanjang. Wow, banyak sekali sih "Teroris-teroris" di Turki nih.miris

Orang-orang yang saya kenal dipergerakan ini sebagian besar adalah Akademisi dan saya paling percaya akademisi sejati bukanlah tipe politisi bahkan sering menjadi kambing hitam para Politisi. Bagaimana tidak akademisi, sebagian orang yang berpendidikan tinggi (dimana sebagian besar orang Turki tidak mengutamakan pendidikan) dan berusaha mendapatkan kredit bagus di Akademisnya, baik dari nilai maupun jenjang karir. Dan setiap pembicaraan menyangkut keluarga, lebih sering pembicaraan menyangkut pendidikan, mau lanjut sekolah, karir di Akademis, nanti anaknya sekolah dimana dan lebih bangga bila si anak berpendidikan bagus. (Kalau mau tahu ya, kalau bicara dengan orang Turki yang biasanya, mereka justru bangga dengan kekayaan dan menilai keberhasilan dari berapa harta yang mereka punya.)

Jadi, bukan saya menutup mata kalau Hizmet ini tidak melakukan kesalahan. Hanya saja saya percaya, kalau memang ada kesalahan itu hanyalah dari para simpatisannya bukanlah dari orang Hizmetnya sendiri. Dan kesalahan yang saya tahu sampai saat ini hanyalah, ketidakmauan Hizmet terlibat dalam politik sehingga saat itu tidak mau membiayai biaya kampanye Sang Presiden saat mau menjabat lagi dan beberapa orang yang duduk pada posisi kehakiman menemukan skandal Korupsi yang bila diusut menyangkut Sang Presiden dan teman-temannya, sehingga dianggap membahayakan dan dianggap mau menggulingkan kekuasaannya. Tahu kan ada hakim yang ditemukan meninggal di mobil dan dikatakan bunuh diri saat menangani skandal korupsi yang hampir menyangkut nama sang Presiden (Ah jadi ingat zaman Soeharto dan hakim Yang ditembak itu)

Nah, saya lebih suka berdoa Semoga Turki menjadi lebih baik, menemukan Presiden yang lebih baik, dan orang-orang mendapatkan tempat benar yang seharusnya mereka berada. Bukan dikelilingi fitnah begini.