Sunday, November 20, 2016

Semoga Turki menjadi Lebih Baik

Lama tidak nulis sebenarnya bukan karena tidak ada waktu, bukan pula tidak ada ide, tapi me"nazar"kan sesuatu. Baru nulis lagi bila berhasil hehe.

Tetapi hasrat ingin mengeluarkan pendapat ini sudah tidak terbendung lagi dan rasanya tidak rela kalau sesuatu yang dilihat mata tidak disampaikan, dimana berita yang tidak 100% benar keluar saja terus. Mau nulis di FB, jadi ingat pernah komen tentang keadaan Turki dari sisi lain di status salah satu teman sejawat (yang terkenal se-fb-an) eh ternyata di hapus. Entah apa alasannya, mungkin waktu itu dianggap provokator kali karena statusnya dia "Save and Pray for Turkey". Lagipula lewat FB juga tidak bisa leluasa menulis sesuatu di kolom postingannya.

Sebenarnya ngapain juga saya peduli dengan negara lain, toh negara sendiri juga banyak permasalahan. Ah sudahlah, curhat saja.

Masih teringat jelas, saat itu dipanggil suami karena peristiwa Coup di Turki. Suasana genting, tampak Presiden Erdogan memberitakan lewat handphone kalau terjadi kudeta di Turki, dimana saat itu posisinya sendiri tidak tahu dimana (di tempat tersembunyi). Dst...dst sampailah peristiwa di akhir  kudeta dengan keberhasilan rakyat Turki mengatasinya (katanya). Dan entah kenapa saat itu skenario lanjutannya sudah bisa kami tebak....yaitu dengan di salahkannya Ulama Turki, Fethullah Gülen yang saat ini mendapatkan suaka di Pennsylvania akibat melarikan diri dari kaum sekuler saat itu.

Banyak keanehan yang kami rasakan dari peristiwa kudeta Turki terakhir ini. Tapi sudahlah, mau bicara apapun media Turki sudah menutupinya semua. Yang ingin saya luapkan adalah dampak setelah itu. Sudah banyak berita yang menceritakan tentang penutupan besar-besaran beberapa media yang dianggap membahayakan (baca mengkritik dan kritis.red) ditutup, banyak guru;dosen;wartawan;tenaga medis;dll yang dicabut lisensi kerjanya dan bahkan lebih kejamnya dipenjara dengan tuduhan tidak beralasan dan tidak terbukti (hanya karena pernah terlibat dalam acara atau simpatisan atau anggota dari organisasi yang diilhami ajaran Gülen), pengambilalihan Managemen Media;bisnis; RS yang dibangun oleh orang-orang yang Organisasi tersebut. Awalnya Saya berpikir tidak seburuk itu, tapi begitu bertemu dengan orang-orang yang menjadi refugee karena hidupnya terancam (dipenjara.red) dan mendengar berita barat, kok jadi miris.

Saya bukanlah orang organisasi ini (ah saya tidak suka menyebut organisasi, terkesan negatif. Saya lebih suka menyebutnya Pergerakan Pelayanan=Hizmet), saya hanyalah orang yang simpati dengan mereka karena sikap orang-orang yang saya kenal di Hizmet ini. Saya tidak kenal banyak orang dalam pergerakan ini tapi orang yang saya kenal dan baru diperkenalkan rata-rata baik dan tulus. Kenapa saya bilang begini?

Di perantauan sini saya mempunyai teman sepengajian, sebut saja Dian. Kita sering membahas tentang sikap dan perilaku teman atau orang-orang di Jerman ini dari negara dia berasal. Suaminya juga punya kenalan beberapa Orang Turki dan setiap bercerita, pasti berbeda dengan kesan yang aku tangkap dari teman Turkiku yang rata-rata tulus membantu, sholeh-shalihah (sehingga kesan kalau semua orang Turki baik yang sudah ada di mataku dan terpatri di otak ternyata salah). Berarti temanku adalah orang-orang yang terpilih menjadi orang baik. Gimana tidak baik coba, beberapa barang rumah tangga, baju, mainan si kecil adalah sumbangan mereka. Dan bahkan bilang, kalau butuh apa-apa bilang, biar dicarikan. Meski bekas, bersyukur sih karena kondisi masih bagus (orang Turki amat menjaga barang).  Awalnya sempat terpikir, nih orang-orang kenapa baik banget, jangan-jangan punya maksud tertentu (efek curigaan dari tanah air nih). Tapi, cari alasannya pun susah. Keluarga kecil kami tidak punya nilai tawar bila mereka mengharapkan sesuatu. Yang berarti kesimpulan kami, MEREKA BAIK DAN TULUS. Btw , menurutku menjadi orang baik dan tulus itu susah lho.

Seiring waktu, mendengar berita dari barat dan melihat ada refugee dari Turki yang ternyata orang pergerakan ini membuatku miris. Kebanyakan mereka adalah orang-orang akademisi (dokter yang jadi dosen dan profesor, hakim dll) yang dipecat dari pekerjaannya karena RS atau Universitasnya ditutup dan terancam dipenjara. Btw, kalau sudah dipenjara itu berarti "mati" karena keluarganya tidak akan pernah tahu lagi kabarnya bagaimana, berapa lama bakal ditahan. (Pernah lihat berita di Youtube, kalau ada guru yang meninggal dipenjara karena penyiksaan disuruh mengaku terlibat hal yang berbau teroris. Orangtuanya yang di Desa menangis tersedu-sedu karena hanya dikirim jenazahnya dan dikatakan bahwa penyakit. Diabetesnya yang membuat meninggal). Balik ke refugee tadi. Mereka cerita kalau tidak ada masa depan lagi di Turki, bahkan nama mereka sudah ada dalam daftar orang yang akan ditangkap. Menurut cerita juga, tiap harinya ada 100an orang yang ditangkap hanya karena "pernah" terlibat kegiatan kemanusiaan yang diselenggarakan pergerakan ini meski tidak pernah terlibat dalam acara yang bersifat organisasinya (rapat ataupun pengajian). Membabi buta sekali hukumnya. Dan cerita refugee pun terus berdatangan di samping berita guru-guru sekolah pergerakan ini yang dipulangkan kembali ke Turki  karena visa sengaja tidak diperpanjang. Wow, banyak sekali sih "Teroris-teroris" di Turki nih.miris

Orang-orang yang saya kenal dipergerakan ini sebagian besar adalah Akademisi dan saya paling percaya akademisi sejati bukanlah tipe politisi bahkan sering menjadi kambing hitam para Politisi. Bagaimana tidak akademisi, sebagian orang yang berpendidikan tinggi (dimana sebagian besar orang Turki tidak mengutamakan pendidikan) dan berusaha mendapatkan kredit bagus di Akademisnya, baik dari nilai maupun jenjang karir. Dan setiap pembicaraan menyangkut keluarga, lebih sering pembicaraan menyangkut pendidikan, mau lanjut sekolah, karir di Akademis, nanti anaknya sekolah dimana dan lebih bangga bila si anak berpendidikan bagus. (Kalau mau tahu ya, kalau bicara dengan orang Turki yang biasanya, mereka justru bangga dengan kekayaan dan menilai keberhasilan dari berapa harta yang mereka punya.)

Jadi, bukan saya menutup mata kalau Hizmet ini tidak melakukan kesalahan. Hanya saja saya percaya, kalau memang ada kesalahan itu hanyalah dari para simpatisannya bukanlah dari orang Hizmetnya sendiri. Dan kesalahan yang saya tahu sampai saat ini hanyalah, ketidakmauan Hizmet terlibat dalam politik sehingga saat itu tidak mau membiayai biaya kampanye Sang Presiden saat mau menjabat lagi dan beberapa orang yang duduk pada posisi kehakiman menemukan skandal Korupsi yang bila diusut menyangkut Sang Presiden dan teman-temannya, sehingga dianggap membahayakan dan dianggap mau menggulingkan kekuasaannya. Tahu kan ada hakim yang ditemukan meninggal di mobil dan dikatakan bunuh diri saat menangani skandal korupsi yang hampir menyangkut nama sang Presiden (Ah jadi ingat zaman Soeharto dan hakim Yang ditembak itu)

Nah, saya lebih suka berdoa Semoga Turki menjadi lebih baik, menemukan Presiden yang lebih baik, dan orang-orang mendapatkan tempat benar yang seharusnya mereka berada. Bukan dikelilingi fitnah begini.

No comments:

Post a Comment